Study Evaluasi Kurva Karakteristik pada Film Mammografi Merk Kodak dan Konica dengan Menggunakan Larutan Prosessing Film Merk Agfa
This study conducted to compare the mammography film Kodak Min R 2000 and Konica New CM - H processed by using Agfa solution. The result in the form of characteristic curve with parameter of the basic fog, average gradient, gamma, contrast, speed, and latitude of both film. Basic Fog film of Kodak Min R 2000 smaller than Konica New CM- H, Average Gradient of Kodak Min R 2000 higher than film of Konica New CM-H, Gamma film of Kodak Min R 2000 higher than Konica New CM-H, Contrast at film of Kodak Min R 2000 higher than film of Konica New CM-H, At speed more pre-eminent at film of Camera of Min R 2000 than film of Konica New CM - H, while for the latitude of, film of Kodak of Min R 2000 lower compared to with the film of Konica New CM- H and for the density of maximum both film have the same value. The conclusion is Kodak Min R 2000 better than Konica New CM-H if processed by using Agfa solution.
Studi ini dilakukan untuk membandingkan film mammografi merk KodakMin R 2000 dan Konica New CM – H yang diproses dengan menggunakan larutan merk Agfa, dari percobaan ini diperoleh hasil berupa kurva karakteristik. Dari kurva karakteristik tersebut, kita dapat menilai basic fog, average gradient, gamma, kontras, speed, dan latitude pada kedua merk film. Basic fog pada film Kodak Min R 2000 lebih kecil daripada Konica New CM- H, Average Gradient pada Kodak Min R 2000 lebih besar daripada film Konica New CM-H, Gamma pada film Kodak Min R 2000 lebih besar daripada Konica New CM-H, Kontras pada film Kodak Min R 2000 lebih tinggi daripada film Konica New CM-H, Pada speed atau kecepatan lebih unggul pada film Kodak Min R 2000 daripada film Konika New CM –H, sedangkan untuk latitude, film Kodak Min R 2000 lebih rendah dibanding dengan film Konica New CM- H dan untuk densitas maksimum[1] pada kedua merk film memiliki nilai yang sama. Berdasarkan hasil yang diperoleh film Kodak Min R 2000 lebih baik daripada KonIca New CM-H jika diproses dengan menggunakan larutan merk Agfa.
Pada awal dilakukannya pemeriksaan mammografi yaitu menggunakan film dengan kaset non screen. Dengan menggunakan kaset non screen pada pemeriksaan mammografi, radiasi sinar-X yang setelah menembus obyek langsung menembus pada film tanpa melewati intensifying screen terlebih dahulu. Untuk mendapatkan gambaran dari mammae yang optimal dibutuhkan dosis radiasi yang tinggi. Namun kualitas gambar dari gambaran mamae yang dihasilkan rendah. Pada tahun 1970 diperkenalkan oleh perusahaan Du Pont dan Kodak yaitu penggunaan kombinasi film dan screen pada pemeriksaan mammografi. Film yang digunakan untuk pemeriksaan mammografi adalah film yang single emulsi dan kaset yang digunakan adalah kaset dengan single screen. Penggunaan jenis film tertentu memiliki tujuan untuk kualitas gambaran yang di harapkan agar dapat memberikan informasi mengenai keadaan suatu objek yang diperiksa, sehingga membantu proses tindakan medis selanjutnya berdasarkan klinis pemeriksaan. Mammografi merupakan pemeriksaan radiografi yang di lakukan secara khusus untuk mendeteksi keadaan patologi dari organ payudara. Penggunaan film pada mammografi berperan sebagai pencetak bayangan dengan adanya perpindahan informasi dari sumber sinar – x hingga hasil berupa gambaran sampai ke radiolog[2] .
Kenyataannya pada penggunaan film mammografi tidak diselaraskan dengan penggunaan larutan untuk memproses film di beberapa Rumah sakit maupun klinik. Tentunya dengan penggunaan yang demikian terdapat adanya perubahan dari karakteristik film yang digunakan dan mempengaruhi hasil gambaran.
Dengan demikian diperlukan adanya sebuah penilaian mengenai film mammografi dari merk tertentu dengan menggunakan larutan yang berbeda dari merk film. Penilaian tersebut dapat dilakukan salah satunya adalah penghitungan densitas[3] Penghitungan densitas ini dapat di pengaruhi banyak faktor salah satunya adalah penggunaan larutan yang digunakan untuk memproses film. Setiap merk memiliki perbedaan hasil gambaran yang terbentuk. Perbedaan karakter dari tiap masing–masing film dapat dilihat dari sebuah kurva yaitu kurva karakteristik.Untuk mendapatkan gambaran kurva karakteristik tersebut harus melalui sebuah proses monitoring yang di sebut Sensitometri. Pada kurva karakteristik film dapat ditemui informasi mengenai densitas film yang berpengaruh terhadap hasil gambaran. Sehingga didapat kontras[4], latitude[5] film, gradient rata-rata, dan densitas .
B. Metode, Alat dan Bahan
Pada studi ini film yang digunakan adalah film mammografi merk Kodak dan Konica. Film merk Kodak spesifikasinya adalah Kodak Min R 2000 dengan respon terhadap cahaya hijau (green sensitive), high speed, dan kadaluarsanya pada oktober 2008. Film mammografi merk Konica spesifikasinya adalah Konica New CM-H dengan respon terhadap cahaya hijau (green sensitive), high speed, dan kadaluarsanya pada Nopember 2008. Masing-masing dari film mammografi tersebut diambil 5 lembar film sebagai sampel dari tempat penyimpanan yang berbeda.
Dari sepuluh lembar film mammografi dites dengan menggunakan sensitometer elektrik yang memiliki step 21. Spesifikasi sensitometer elektrik ini adalah RMI SENSITOMETER dengan tipe S/N 334.016958 model 334 produksi X-Rite Incorporated Made in USA. Sensitometer milik BPFK ini diatur pada spektrum cahaya hijau, sesuai dengan jenis film yang di teliti. Masing – masing dari lembaran film Kodak MIN R 2000 dan Konica New CM-H di sinari dengan sensitometer dilakukan di kamar gelap yang suhunya 200 C dengan safelight berwarna merah. Saat di sinari pastikan film dalam keadaan rata karena mempengaruhi hasil penyinaran dan waktu yang diperlukan penyinaran untuk tiap lembaran film adalah 3 detik.
Proses selanjutnya dalam mendapatkan hasil kurva karakteristik adalah memproses film, kesepuluh lembaran film tersebut di proses pada hari yang sama untuk menghindari lamanya proses film yang mempengaruhi efek dari variabel film . Kelima film merk Kodak MIN R 2000 dan Konica New CM-H di proses menggunakan prosessor Agfa E.O.S , Developer[6] tipe 138 merk Agfa dan Fixer[7] tipe 334 merk Agfa.
Pada pengukuran densitas ini dilakukan 3 kali pada tiap stepnya yaitu daerah tepi kiri, tengah, dan tepi kanan. Penghitungan dilakukan hingga pada step terakhir yaitu step ke – 21. Setelah itu dari masing – masing step dirata-ratakan dengan menjumlah dari ketiga tepi dan dibagi tiga. Sehingga kesepuluh lembaran film tersebut di dapat satu nilai dari setiap stepnya, selanjutnya kelima film dari masing-masing merk dirata-ratakan kembali dengan menjumlahnya dan di bagi lima, berdasarkan penghitungan tersebut didapatkan data densitas pada tiap step, lalu setelah itu dibuat kurva karakteristik dengan nilai densitas sebagai sumbu Y dan log relatif eksposi sebagai sumbu X. Hasil yang didapat berupa kurva karakteristik dengan bentuk huruf S.Dari gambar kurva karakteristik tersebut diperoleh informasi mengenai basic fog[8], gamma, latitude, average gradient, speed, kontras, dan densitas maksimum.
Average gradien :
Rumus : Dy – Dx /Log E Dy – Log E Dx
Dy: Basic Fog + 2.00; Dx: Basic fog + 0.25
Log E Dy : Log E yang menghasilkan Dy; Log E Dx: Log E yang menghasilkan Dx
Gamma: 1/b – a
b: Nilai yang menghasilkan densitas 2; a: Nilai yang menghasilkan densitas 1
Film mammografi merk Konica New CM-H
Average gradien = Dy – Dx /Log E Dy – Log E Dx
= 2.20–0.45/1.96–1.03
= 1.75/0.93 = 1.9
Gamma = 1/1.42 – 0.97
= 1/0.45 = 2.22
Kontras = Dmax - D min
= 3.40 – 0.20
= 3.20
Speed = Log E yang menghasilkan densitas 1 = 1.44
Latitude = 1.75/Gradien Rata-rata
= 1.75/1.9 = 0.92
Film mammografi merk Kodak Min R 2000
Average gradien = Dy – Dx/Log E Dy – Log E Dx
= 2.19 – 0.44/1.27 – 0.67
= 1.75/0.6
= 2.9
Gamma = 1/1.20 – 0.92
= 1/0.3
= 3.33
Kontras = Dmax - D min
= 3.40 – 0.19
= 3.21
Speed = Log E yang menghasilkan densitas 1
= 0.92
Latitude = 1.75/Gradien Rata-rata
= 1.75/2.9
= 0.60
Di straight line ini terdapat informasi mengenai Kontras, Latitude, Average gradient, Gamma, dan Speed. Nilai kontras untuk film Kodak Min R 2000 adalah 3.21, dan untuk film Konica New CM-H adalah 3.20, nilai kontras ini dihasilkan dari pengurangan densitas maksimal dengan densitas minimum. Untuk latitude film yang menunjukkan rentang eksposi relatif yang akan menghasilkan densitas dalam rentang diagnostik. Latitude film pada film Kodak Min R 2000 adalah 0.60, dan untuk film Konica New CM-H adalah 0.92, nilai latitude film ini berbanding terbalik dengan average gradient. Average gardient sebagai penunjuk rata – rata gradien dari sebuah kurva. Average gradient pada film Kodak Min R 2000 menunjukkan pada angka 2,9 sedangkan untuk film Konica Nem CM-H adalah 1,9. Pada kurva karakteristik terdapat sudut yang di bentuk pada garis lurus (straight line) garis lurus. Besarnya gamma pada film Kodak Min R 2000 sebesar 3,3 sedangkan pada film Konica New CM-H adalah 2,2. Speed pada film Kodak Min R 2000 lebih cepat daripada film Konica New CM-H karena untuk mendapatkan densitas yang bernilai 1 dihasilkan relative eksposi 1,44 pada film Konica New CM-H sedangkan pada film Kodak Min R 2000 relative eksposi yang dibutuhkan adalah 0,92. Selanjutnya untuk daerah shoulder dikenal sebagai daerah over eksposi yang menunjukkan densitas maksimum berkisar antara 3,4 untuk film Kodak Min R 2000 sama dengan film Konica New CM-H . Dengan adanya hasil dari studi ini dapat dinilai bahwa perubahan larutan menunjukkan dapat di toleran dalam penggunaan untuk memproses film.
E. Penutup
Film mammografi merk Kodak Min R 2000 dan merk Konica New CM-H setelah di sensitometri, di prosesing menngunakan larutan dengan merk Agfa, di hitung densitas dan di analisa. Pada kurva karakteristiki dari kedua merk film tersebut merk Konica memiliki nilaki fog lebih tinggi daripada merk Kodak, densitas maksimum yang sama besarnya yaitu 3,40, namun speed yang dihasilkan pada film Konica lebih rendah dari film Kodak,Hal ini menunjukkan film Kodak memiliki toleransi lebih tinggi daripada film Konica terhadap larutan merk Agfa.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, J., Price, T., (1990), Chesney’s Radiographic Imaging,5th ed., Blachwell Scientific Publication, London.
Bushong, C., (1984), Radiologic Science for Technologist Physics Biology and Protection, 3rd ed. , The CV Mosby Co., St. Louis.
Busberg, J.T., Seibert, A., Leidholdt, M.E., Boone, M.J., (2002), The Essential Physics of Medical Imaging , 2nd ed. , Philadelphia.
Carlton, R.R., Mc Kenna, A., (1992), Principles of Radiographic Imaging An Art and Scienc, Delmar Publisher Inc., New York.
Christensen, E.E., Curry, T., Nunnaly, J., ( 2002), Physics of Diagnostic Radiology, Lea & Febiger, Philadelpia.
Gunn, C., (2002), Radiographic Imajing A Practical Approach, Churchill, Livingstone, London.
Meredith, W.J. , Massey. J. B. , (1972), Fundamental Physic of Radiology, 2nd ed. , John Wright & Son Ltd. , Bristol.
[1] Nilai Derajat kehitaman yang terbesar
[2] Dokter Spesialis Radilogi yang membaca hasil foto rontgen
[3] Derajat kehitaman pada film
[4] Selisih nilai densitas maksimum dan minimum
[5] Rentang eksposi relatif yang akan menghasilkan densitas pada rentang diagnostik
[6] Larutan pembangkit untuk pembentukan gambaran laten pada film
[7] Larutan yang berfungsi sebagai pembentukan gambaran permanent pada film
[8] Densitas yang dicatat dari densitas yang terendah dari fog bawaan. C