Selasa, Februari 26, 2008

Air pada Cairan Pemroses Film Radiografi

Air pada Cairan Pemroses Film Radiografi
Arif Jauhari


A. Aliran Air

Sangat penting memperhatikan kelancaran aliran air untuk rinsing dan washing sehingga gambar radiografi yang dihasilkan dapat berumur panjang (lama). Jika tersedia lebih dari satu tangki untuk rinsing, ada baiknya pada saat film diproses, tangki teresbut digunakan bergantian

B. Larutan/cairan
Larutan untuk film radiografi ini terbuat dari bahan kimia yang menimbulkan bau, oleh sebab itu kamar gelap hendaknya mempunyai ventilasi yang baik.

1. Menyiapkan Larutan Kimia
Larutan atau bubuk kimia yang kita terima hendaknya digunakan sesuai dengan urutan penerimaan (first in first out). Dalam pembuatannya, hendaklah mengikuti petunjuk yang tertera. Kesalahan pembuatan bisa berakibat cairan yang dibuat menjadi tidak berguna. Sebagai contoh:
  • Larutan harus ditambahkan cairan/bubuk lain sesuai dengan takarannya.
  • Semua bahan harus dicampur dan diaduk sampai batas tertentu.
  • Pengadukan bahan kimia harus dilakukan dengan jarak waktu tertentu (2–3 menit) dengan menggunakan pengaduk yang bersih dan tertentu (pengaduk developer hanya untuk developer, pengaduk fixer hanya untuk fixer).
  • Larutan kimia harus dimasukkan ke dalam tangki secara bertahap sambil terus di aduk dan jangan sampai berceceran.
Ingat, pengadukan larutan ini sebaiknya dilakukan pada tempat yang berventilasi baik, bila menggunakan bubuk hendaknya dilakukan di ruangan yang beraliran udara bebas guna menghindari kontaminasi dengan kulit akibat dari bubuk tersebut.
  • Petugas yang membuat hendaknya memakai pakaian pelindung.
  • Ketika mengaduk, hindari percikan larutan yang mengenai kulit, bila ada sebaiknya cepat dibersihkan.
  • Kesalahan prosedur pembuatan larutan akan berakibat terbuangnya larutan tersebut.
  • Waktu/tanggal pembuatan larutan hendaknya dicacat.
  • Sebelum larutan digunakan, hendaknya diperiksa dulu suhu dan daya kerjanya.
  • Cucilah tangan setelah selesai membuat larutan agar kulit tidak terkikis atau terkontaminasi.
2. Cairan Pembangkit (Developer)
Untuk menentukan waktu pembangkitan yang optimal dari film röntgen, sangat penting untuk mengetahui waktu pembangkitan agar film yang diproses menghasilkan densitas film maksimum tanpa harus menaikkan basic fog level, bila rekomendasi dari pabrik pembuat menyatakan suhu larutan tidak bisa dinaikkan akibat keadaan daerah tersebut.
Cara yang diterangkan di bawah ini dilakukan dengan menye-tel suhu yang ideal selama proses film berlangsung. Apabila pada satu daerah terjadi perubahan cuaca atau suhu yang sangat cepat maka dianjurkan untuk mengulang beberapa kali percobaan. Alat yang dibutuhkan:
  • Enam lembar film sensitometri yang telah disediakan (dibuat) terlebih dulu.
  • Termometer.
  • Penjepit film atau peniti film sensitometri yang dapat dibuat dengan mudah dan dimasukkan ke tangki prosesing.
  • Tongkat pengaduk.
Caranya:
  1. Setelah larutan developer diaduk, ukurlah suhunya. Suhu larutannya harus suhu normal untuk proses film röntgen.
  2. Di bawah penerangan lampu remang (safe light), masukkan keenam film sensitometri yang sudah di jepit ke dalam tangki larutan developer.
  3. Penghitungan waktu dimulai saat lembar film percobaan tersebut semuanya masuk ke dalam tangki larutan developer.
  4. Setiap ½ menit angkat film percobaan ini, cuci dan tempatkan pada tangki larutan fixer. Jadi urutan selang waktunya adalah; ½, 1, 1 ½, 2, 2 ½, 3 menit). Harap dicatat dengan betul urutan film percobaan ini.
  5. Setelah ditempatkan pada tangki larutan fixer, bilaslah film tersebut dan keringkan. Setelah itu tampilkan pada viewing box secara sejajar dan berurutan.
Pembacaan hasil.
  • Perhatikan betul bagian yang tidak disinar pada masing-masing lembar film percobaan dan pilihlah waktu pembangkitan terlama yang bisa digunakan sebelum basic fog levelnya menjadi naik.
  • Periksa tangga densitas yang berada di tengah pada masing-masing film percobaan yang tidak menampakkan penambahan densitas sebagai akibat dari makin lamanya waktu pembangkitan. Catatlah waktu pembangkitannya. Biasanya tangga densitas yang tengah sering digunakan sebagai patokan untuk menentukan ada tidaknya peningkatan densitas bila gambar yang diamati abu-abu/kelabu bukan hitam. Bisa juga menggunakan densitometer kalau ada, walaupun dengan mata telanjang sudah cukup jelas untuk mengecek tingkat penghitaman pada daerah abu-abu/kelabu yaitu daerah yang nilai densitasnya 1.
  • Waktu pembangkitan terbaik dari film yang diproses pada suhu pembangkitan tertentu adalah waktu yang dapat memberikan penghitaman maksimal tetapi tidak memper-lihatkan adanya peningkatan fog level. Inilah waktu pem-bangkitan yang harus dibuat untuk setiap film röntgen yang diproses pada suhu tersebut.
Jika suhu developer berubah akibat kondisi ruangan atau daerah kerja, maka perlu dilakukan percobaan dengan cara mengubah rentang waktu yang digunakan melalui tabel. Sehingga bisa digunakan untuk mencocokkan antara suhu larutan dan waktu pembangkitan. Dengan demikian optimalisasi gambar dapat tercapai.

3. Cairan Penetap (Fixer)
Dalam rangka menjaga penampilan gambar hasil, Fixer Clearing Time pada area yang tidak tersinari hendaknya tidak melebihi 3 menit sehingga jumlah fixing time akan 2 kali clearing time, yaitu 6 menit. Percobaan clearing time bisa dilihat pada percobaan 3.2.4. Percobaan ini penting dilakukan sebelum dimulai program jaminan mutu (quality assurance). Agar diketahui bahwa cairan fixer yang digunakan belum melemah.

8 komentar:

Anonim mengatakan...

ass

eh ada bapak osteologi saya
hehe..saya kira sapa..

saya bambang dari tingkat 1 reguler pak...
blog nya bgus hehe

tambah informasi lagi donk pa..yang seru..

JoeHarry mengatakan...

makasih mas, nama nya siapa? kita bisa jadi team work nanti. saya tunggu

Anonim mengatakan...

tau tentang repaliniser developer gk mas..???
tolong informasi ttntang itu donk.. mksh

amore mengatakan...

mau tanya.. kenapa cairan developer bisa menghitam,, padahal baru dipakai skitar 2 minggu.. trims..

Anonim mengatakan...

menurut saya hal tersebut terjadi karena adanya tingkat oksidasi yang tinggi sehingga terjadi reaksi oksigen dengan larutan. saran saya, penutupan cairan lebih baik atau lebih rapat lagi.

Unknown mengatakan...

Info yg bermanfaat pak..bagaimana perlakuan thd cairan developer Dan fixer bekas shg nggak menceamari lingkungan..trimakasi

Rad mengatakan...

Mau tanya knpa cairan fixer berubah menjadi putih susu

Indah siska mengatakan...

Mau tanya larutan developer apabila kadaluarsa akan menyebabkan apa ya?